ATAS NAMA TUHAN YANG MAHA ESA
Sebuah Intermezo
Malam itu menunjukkan pukul 21.14 WIJT (Waktu Indonesia Jawa
Tengah) sunyi dan gelap,tidak ada cahaya apapun karena perubahan energi berupa
mati lampu. Segala sesuatu yang satu detik sebelumnya penuh dengan gemerlap,
tiba-tiba tertutup gelap oleh hilangnya sumber energi cahaya tersebut. Cahaya
merupakan bentuk energi yang sangat luar biasa bagi umat manusia. Penulis tidak
bisa berbuat apa-apa tatkala kehilangan energi sumber listik. Penulis
kehilangan softcopy data tentang pembuatan Curriculum Vitae berbasis program
MinJet MindManager yang telah selesai dalam waktu satu jam sebelumnya. Selain
itu, melototnya mata juga tidak banyak membantu untuk mengeluarkan diri penulis
menuju sumber cahaya berikutnya yaitu sebuah kompor gas dan lilin. Barangkali
itulah satu bukti insting manusia yang akan selalu mencari sumber cahaya untuk
mendapatkan terangnya suatu kondisi untuk menyelesaikan segala permasalahan
hidupnya, tanpa kecuali penulis yang harus menyelesaikan karya-karyanya. Ini
hanya sebagaian kecil maha karya seorang anak manusia, Thomas Alfa Edison yang
menemukan lampu cahaya. Kiranya akan sangat luar biasa sekali tatkala ada lagi
seorang anak manusia yang akan memberikan cahaya kehidupannya melalui
ilmu-ilmunya yang akan menerangi dunia. Dari fenomena dan kejadian tersebut,
ada korelasi menarik didalam upaya manusia menemukan cahaya kehidupannya baik
dalam segi penerangan fisik maupun penerangan jiwa. Semua itu akan segera kita
temukan melalui sebuah penemuan-penemuan mutakhir abad ini, Quantum Inventory.
Sebuah penemuan lompatan ilmu.
Fenomena Quantum atau Lompatan
Tepat tujuh belas hari yang lalu, terjadi sebuah kejadian
terbesar dalam alam jagat raya ini yang mengingatkan penulis akan kebesaran
Maha Karya-Nya. Ada aktivitas fundamental dan bersejarah di belahan bumi Timur
daerah khatulistiwa ini. Suatu betuk kejadian manifestasi perilaku alam social
yang berhubungan erat dengan fenomena alam. Telah terjadi penggenapan
perwujudan lompatan drastic yaituQuantum leap pada Abad ke-21 ini. Sebuah
pergerakan umat manusia itu juga terjadi pada alam fisika di abad ke-19 yang
disebut Quantum fisika. Penemuan fenomenal tersebut menginspirasi kelahiran
quantum learning oleh pakar dunia pendidikan Boby DePotter. Ada hubungan tidak
terpisahkan antara enomena quantum fisika, quantum learning, dan quantum leap.
Ketiganya merupakan suatu integrasi kombinasi alam semesta dalam memberikan
didikan kepada umat manusia akan suatu lompatan kecerdasan ilmu alam semesta.
Untuk memetakan kesamaan prinsip dan landasan quantum tersebut kita perhatikan
gejala alam quantum fisika dan alam pendidikan serta alam social berikut ini.
Quantum Fisika
Fisika sebagai “the Queen of Sciences” selalu mengalami
perkembangan ilmu pengetahuan. Beberapa temuan abad ke-19 ini telah meruntuhkan
ilmu klasik yang ditemukan oleh pandahulunya. Terdapat beberapa quantum atau
lompatan ilmu pengetahuan ilmiah dalam bidang fisika yang tidak terbantahkan
oleh manusia.
Max Planck (1900) menemukan suatu fisika quantum di dalam
sinar ultraviolet. Dia menyatakan bahwa total energi dalam bentuk yang benar,
satu energi harus sebanding dengan frekuensi isolatornya, e = hf (disebut
sebagai quata atau quantum, dengan f = frekuensi dan h = tetapan yang kecil dan
mendekati nol). Temua ini menjadi solusi dunia tatkala pada waktu itu manusia
dihadapkan sebuah fenomena sinar ultraviolet yang akan menghanguskan dunia.
Albert Einstein (1905) menemukan efek fotolistrik. Dia
menyatakan bahwa foton menembus lapisan permukaan logam sasaran energinya
dialihkan menjadi energi kinetic E = hf – P, (hf = energi quantum foton, P =
kerja untuk mengalihkan logam). Einstein menyimpulkan temuan quantumnya bahwa
intensitas berkaitan dengan jumlah foton sehingga mempengaruhi arus electron,
tetapi tidak mempengaruhi tegangan penghenti V0 yang hanya tergantung pada
frekuensi. Electron tidak akan dapat melompat quantum ke tingkat energi yang
lebih tinggi bila frekuensi ambang belum terlampui.
Niels Bohr (1912) menemukan teori atom modern. Implikasi
teori Bohr berbeda dengan teori klasik yang mengatakan bahwa electron dapat
mengambil tingkat energi secara kontinyu, sedangkan secara quantum electron
berpindah tingkat tinggi dengan cara melompat tidak kontinyu. Elektron dapat
berpindah ke tempat energi lebih besar dengan mengubah cahaya menjadi energi
diri electron. Electron melompat quantum ke tingkat yang lebih tinggi.
Penemuan terbaru fisika kuantum tersebut telah memberikan
cahaya penerangan bagi penemuan-penemuan ilmu berikutnya. Komputer, mobil,
pesawat, hand phone hanya contoh kecil dari aplikasi fisika quantum tersebut.
Tidaklah mengherankan jika ke depan akan ditemukan dan lahir beberapa teknologi
mutakhir lainnya berkat jasa penemu fisika kuantum.
Quantum Learning
Quantum learning menjadi solusi terhadap bahaya ultra
sekolah. Lompatan pembelajaran ini tidak mengharuskan manusia belajar dengan
batas-batas dinding sekolah atau struktur kurikulum yang direkayasa untuk
memperlambat perkembangan otak (Ultra Sekolah = Ultra Violet). Manusia secara
alamiah dan ilmiah belajar dari segala sesuatu yang dia temui dalam
kehidupannya. Manusia tidak bisa dibatasi oleh spesialisasi-spesialisasi sempit
dan terpecah-pecah, namun dia akan mempelajari sesuatu itu holistic menyeluruh.
Itulah sifat dasar manusia yang selalu ingin tahu sesuatu, dan manusia
mempunyai kemampuan tidak terbatas untuk itu. Manusia bisa mencapai titik
kecerdasannya tidak terbatas oleh tingkatan satuan waktu. Prinsip belajar
seperti itulah yang harusnya ada pada diri manusia. Dia akan mengalami lompatan
atau quantum terhadap pencapaian khasanah ilmunya ketika bebas berekspresi dan
eksplorasi tanpa batas. Home Schooling adalah model pembelajaran ideal bagi
umat manusia saat ini. Tokoh-tokah revolusioner dunia lahir dari konsepsi
belajar mandiri tersebut. Ketika ingin melompat, maka yang dilompati adalah
lubang kehancuran.
Quantum learning memberikan frekuensi belajar yang tepat.
Cara belajar konvensional tidak akan menghasilkan lompatan quantum bila
frekuensi psikologis belum terlampui. Prinsip dasar belajar adalah
menyenangkan. Seseorang akan mengalami percepatan pembelajaran tatkala kondisi
otak merasa senang dan nyaman. Pribam,1971; Clark,1986; Strongman,1996;
LeDoux,1999 menyatakan bahwa Kehidupan Emosional mendasari Proses Kognisi dalam
mekanisme Kerja Otak untuk proses belajar dan berfikir. Sementara,
Semiawan,2000 menyebutkan bahwa pembelajaran harus menyulut berfungsinya
Amygdala sehingga dapat memicu optimalisasi fungsi otak emosional dan otak
intelektual sehingga tercipta Multiple Chance of Education karena terbukanya
Multiple Channel dalam proses belajar. Itulah lompatan quantum belajar yang
benar, anak harus dalam kondisi senang dan tidak boleh ada paksaan dalam
pembelajaran. Itulah hukum belajar alam semesta.
Quantum learning bekerja sesuai dengan system kerja otak
atau mind mapping. Otak manusia memiliki 100 Milyar sel. Komputer tercanggih
abad ini tidak mampu menyaingi kekuatan otak manusia. Potensi otak tidak
terbatas sehingga harus di manfaatkan dengan benar. Howard Gardner (2001)
menyatakan bahwa tidak ada anak bodoh, semua anak adalah jenius di bidangnya
masing-masing/Multiple Intelegensia. Kecerdasan manusia itu akan muncul tatkala
seoarang anak mampu bekerja dan belajar sesuai dengan kinerja otak. Aktivasi
otak manusia melalui proses berfikir pada tiga tingkatan. Otak bekerja
berdasarkan otak reptile atau insting untuk mendapat keamanan belajar, otak
bekerja berdasar pada otak mamalia atau feeling dan neo cortex sebagai pusat
berfikir tingkat tinggi (higher thingker).
Levinger,1997; Rose & Nicholl,1997 menyebutkan hubungan
yang serasi antara otak emosional dan otak intelektual menjadikan syaraf otak
manusiia bekerja dalam modus gelombang Tetha yang rileks dan mediatif yang
sangat diperlukan dalam berfikir tingkat tinggi dan mampu mengelola diri
sendiri dalam belajar. Kondisi tersebut hanya bisa diperoleh melalui lompatan
quatum lerning yang meliputi aktivitas membaca quantum, menghafal quantum,
mencatat dan menulis quantum serta mind mapping dalam belajar. Semua itu sedang
diajarkan dan sedang kita pelajari, sadar atau tidak sadar selama kita
mengikuti perjalanan hidup ini. Lompatan kecerdasan bisa diperoleh dengan cara
belajar bagaimana kita belajar. Temukan gaya belajar kita melalui modalitas
visual, auditori, maupun kinetetik. Kecerdasan aka nada ketika kita belajar,
berlatih, dan bekerja. Learning by thingking, learning by doing, learning to
be.Education For All.
Quantum Leap Pancasila
Hukum kehidupan menyatakan bahwa hanya manusia pembelajar
dan organiasi pembelajar yang akan bisa mempertahankan eksistensi dalam
kehidupannya. Revolusi diri dan transformasi organisasi akan selalu terjadi
setiap satuan waktu, baik itu secara lambat maupun cepat. Perubahan yang lambat
karena pengaruh lingkungan akan berbeda dengan sebuah perubahan yang cepat
berdasarkan ilmu quantum leap.Quantum leap is a sudden large increase or
advance. Strategi lompatan besar (Quantum leap), merupakan suatu perubahan yang
drastis dan seketika. Perubahan yang drastis ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal maupun eksternal organisasi. Fenomena transformasi inipun terjadi pada
metamorfosis kupu-kupu maupun dunia flora dan fauna. Perubahan ulat menjadi
kepompong terjadi karena sudah musimnya berubah. Perubahan lingkungan menjadi
faktor utama kejadian tersebut. Metamorfosis itu mengharuskan kepompong
menyesuaikan dengan lingkungan, bahan makanan, maupun musuh lawan kehidupannya.
Konsepsi mutasi tersebut juga terjadi pada diri manusia maupun sebuah
organisasi. Organisasi juga harus bermutasi mencari bentuk terbaik sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan kehidupan sosial pada lokus tertentu. Lompatan
drastis organisasi ini sebenarnya bukanlah suatu yang tidak terduga, tetapi
sangat rasional dan ilmiah dan memang hanya orang yang diberikan IlmuNya yang
bisa menemukan layaknya Max Planx, Einstein, maupun Bohr. Penemu Quantum leap
ini pastinya merupakan orang yang super luar biasa dan akan terkenal sepanjang
peradaban umat manusia. Quantum leap akan sangat bermanfaat bagi manusia ke
depannya.
Quantum leap Pancasila merupakan sebuah transformasi
pembudayaan nilai-nilai sila Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Prinsip-prinsip universal Pancasila tersebut mengandung unsur quantum
untuk melakukan perubahan mendasar pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi dan filosofi Nusantara merupakan kekuatan maha
dahsyat yang luar biasa apabila mengendap dalam pusat kesadaran manusia-manusia
yang tinggal di bumi ini. Pancasila merupakan ‘jembatan’ jalan yang lurus untuk
meraih cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut berperan serta dalam
kesejahteraan serta perdamaian dunia. Pancasila menjadi sebuah solusi lompatan
strategis bagi Indonesia maupun dunia dalam mencapai suatu titik keseimbangan
kehidupan. Nilai-nilai universal di dalamnya bisa membuat ledakan kasih sayang
layaknya teori atom Bohr. Rangkaian hirarkis dan sitematika prinsip Ketuhanan,
Kemanusiaan, dan Keadilan Sosial adalah hukum utama bagi kehidupan jagad raya.
Pancasila akan menjadi energi super power serta menjadi lompatan perubahan
kehidupan manakan dipelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan keseharian.
Pembudayaan Pancasila bisa dilakukan dengan interpretasi, internalisasi dan
Aktualisasi pengabdian kepada Tuhan melalui masyarakat luas. Integritas manunggaling
Pancasila dalam setiap diri anak bangsa akan menciptakan lompatan quantum
mendasar dalam perubahan besar di Nusantara ini.
Sintesa Quantum
Perjalanan peradaban menunjukkan kepada penulis bahwa ada
sebuah perubahan mendasar dalam ilmu pengetahuan yang ditandai dengan adanya
penemuan quantum fisika, quantum learning, dan quantum leap Pancasila. Hal ini
merupakan sebuah tanda bahwa kehidupan ini mengalami revolusi dan devolusi
sesuai dengan masanya. Hukum alam semesta tidak bisa terbantahkan oleh manusia,
semua harus berjalan sesuai dengan ketetapannya. Manusia hanya bisa mengambil
suatu langkah konkrit untuk mengikuti perbuhan revolusi atau menuju devolusi.
Tatkala manusia diberikan tanda melalui mata sebagai pelita tubuhnya, tidak ada
alasan sedikitpun untuk tidak tunduk patuh pada manajemen system alam
semestanya. Manusia hanyalah satu titik hitam dari keberadaan alam raya,
apalagi penulis. Mungkin hanya seperseribu micron dari sebuah titik. “Urip Mung
sakdermo Ngelakoni”. Itulah kiranya Tag Line atau jargon peninggalan dari para
leluhur bangsa Jawa. Bangsa yang dahulu sangat paham akan fenomena etik maupun
emik dalam perjalanan peradaban di bumi tercinta. Think Globaly Act Locally.
Marilah kita melompat bersama-sama untuk menuju kondisi damai dan sejahtera.
Tidak ada cara lain kecuali melompat dengan drastis berdasarkan ilmunya,
QUANTUM FISIKA, QUANTUM LEARNING dan QUANTUM LEAP PANCASILA.
SEGALA PUJI BAGI TUHAN YANG MAHA ESA
By: Aswad Kalawisesa
Harrah's Cherokee Casino Resort closing as new casino
BalasHapusTwo 강릉 출장샵 gaming 보령 출장마사지 floors at Harrah's Cherokee Casino 전주 출장마사지 Resort and Harrah's 김해 출장마사지 Cherokee Casino Resort have been closed 군산 출장마사지 due to the COVID-19 pandemic.