Breaking News
Loading...
Senin, 16 September 2013

LEADERSHIP in MOTORCYCLE


ATAS NAMA TUHAN YANG MAHA ESA

Teknologi Motor = Sistem Kehidupan

Motor itu hidup dan menghasilkan kehidupan. Motor bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memfasilitasi manusia mencapai suatu tujuan tertentu. Motor berserah diri kepada pengendara motor untuk menjalankan dirinya. Ada sebuah interaksi dan komunikasi antara manusia dengan mesin sepeda motor. Interaksi yang menciptakan kejadian sebab-akibat pada sistem kendaraan bermotor. Interaksi melalui sistem komunikasi verbal ilmu dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia berkomunikasi dengan panca inderanya untuk mengetahui dan menjalankan sepeda motornya. Begitu juga motor, mempunyai sistem indera sebagai indicator untuk member informasi tentang kebutuhannya kepada si pengendara motor. Sebuah sistem kehidupan yang menarik dan kasat mata, bisa dilihat oleh orang yang mempunyai indera ke enam sebagai pengakuan atas kuasa Sang Pencipta di alam semesta. Sebuah nilai kehidupan dunia teknologi mesin yang dapat ditransmisikan dalam sistem kehidupan manusia untuk mengelola alam raya eksternal. Suatu penciptaan sistem kosmik terintegrasi motor yang mempunyai pelajaran bagi sistem hidup manusia. Berikut ini dipaparkan beberapa sistem penyusun kehidupan sepeda motor yang mempunyai relasi dengan sistem hidup dan kehidupan kita.

Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar (fuel system)merupakan sistem utama dalam kendaraan bermotor. Sistem ini tersusun atas komponen seperti tangki bahan bakar, filter bensin, selang bensin, dan karburator. Karburator merupakan komponen paling vital karena mengatur isapan dan tekanan bensin dari tangki menuju ruang bakar. Sistem bahan bakar ini memfasilitasi proses pengiriman bensin dari tanki sampai menuju ruang bakar mesin untuk pembakaran. Besar dan kecilnya bahan bakar yang dikirim tergantung kinerja karburator yang ditentukan oleh pedal gas sepeda motor. Sistem ini mempunyai prinsip yang sama tentang ilmu kepemimpinan berupa penyebaran informasi. Informasi yang berasal dari sumber informasi akan didistribusikan kepada pengguna informasi. Saluran informasi ini menentukan sampai tidaknya informasi untuk diberikan kepada yang berhak menarima. Pemimpin mempunyai peran sebagai penerima informasi, pengolah informasi, dan penyampai informasi kepada seluruh anggota atau pimpinan dibawahnya. Kecakapan ini harus dipunyai oleh semua pemimpin, tanpa kecakapan ini akan tersumbat dan tidak lancar. Seperti halnya dalam sepede motor, jika selang atau karburator kotor maka akan mengurangi suplai bahan bakar sehingga mesin tersendat.

Sistem Pembakaran

Sistem pembakaran (ignition system) mempunyai fungsi untuk menghasilkan energi. Energi ini dihasilkan melalui sebuah proses perubahan energi kimia menjadi panas. Sistem pembakaran merubah energi molekul bahan bakar cair bensin menjadi energi kalori panas mesin. Pembakaran ini terjadi didalam ruang bakar pada saat langkah piston kompresi. Pembakaran ini terjadi karena adanya penguapan bahan bakar dan letikan bunga api busi serta panas ruang bakar karena dimampatkan oleh piston. Proses pembakaran ini mengharuskan adanya timing pembakaran yang tepat. Timing pembakaran ditandai dengan letikan bunga api busi akan menentukan ledakan yang optimal dalam ruang bakar sehingga energi kima berubah menjadi energi panas dan berubah menjadi energi gerak. Energi gerak ini akan digunakan untuk memutarkan sistem penggerak tenaga. Proses ini sama dengan ilmu kepemimpinan tentang motivasi. Pemimpin harus bisa memberikan motivasi kepada bahawannya untuk bergerak menjalankan tugasnya. Pemimpin harus mempunyai kecerdasan mengatur timing pemberian motivasi untuk membakar semangat para anggotanya. Semangat inilah yang akan menjadikan manusia bergerak untuk menjalankan pekerjaannya. Pemimpin seorang motivator penggerak roda organisasi, merubah energi suara menjadi energi gerak perangkat organisasinya.

Sistem Pemindah Tenaga

Sistem pemindah tenaga (power train system) merupakan sistem untuk mentransmisikan perubahan gerakan memutar poros engkol menjadi gerakan putaran pada transmisi dan ke roda-roda. Sistem pemindah tenaga ini berfungsi untuk mengatur, merubah, dan mengendalikan putaran-putaran mekanikal pada kendaraan bermotor. Energi putaran mesin dalam poros engkol dan fly whell diteruskan ke komponen transmisi. Dalam transmisi putaran di atur untuk kecepatan tinggi atau kecepatan rendah sesuai dengan perpindahan gigi transmisi. Dari gigi transmisi akan diteruskan ke rantai kendaraan untuk menggerakkan roda kendaraan. Proses ini terjadi untuk pengaturan energi guna mendapatkan fungsi kecepatan maupun kekuatan torsi. Dalam ilmu kepemimpinan, sistem ini mempunyai makna bahwa pemimpin bertugas untuk membagi sumber daya (organizing) untuk mencapai tujuan. Pemimpin harus mempunyai prinsip the right man on the right place on the right time. Kunci keberhasilan organisasi ditentukan pemimpin dalam mengelola dan memanajemen sumber daya manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin harus memahami klasifikasi jabatan dan spesifikasi jabatan untuk melakukan analisa jabatan dalam menentukan sumber daya manusia menempati suatu jabatan. Proses ini membutuhkan kecerdasan dalam membuat keputusan.

Sistem Pengereman

Sistem pengereman (brake system) menjadi kunci dalam komponen kendaraan bermotor. Motor tanpa adanya pengereman akan menjadikan malapetaka bagi pengendaranya. Fungsi sistem pengereman adalah menguragi laju kendaraan dan menghentikan kendaraan. Sistem ini dikendalikan melalui tangan maupun kaki dalam menggerakkan pedal rem. Sistem ini melakukan tugasnya dengan mengubah gaya gerak menjadi gaya gesek dalam roda. Gaya gesek ini mengakibatkan laju kendaraan berhenti karena suatu tujuan. Sama halnya dengan kepemimpinan, seorang pemimpin harus bisa mengendalikan laju perjalanan organisasi karena adanya tantangan yang besar didepan. Pengendalian ini dilakukan dengan kemampuan melakukan analisa SWOT terhadap kelebihan dan kekuarangan. Jika dalam perjalanan ini kekurangan dan tantangan lebih besar dari kelebihan dan peluang, makan organisasi harus dikendalikan untuk konsolidasi internal sambil menunggu jalan yang optimal kembali. Pemimpin harus paham kapan saatnya melaju dan melambatkan diri dalam perjalanan kehidupan organisasinya.

Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah sistem yang berfungsi untuk melumasi seluruh bagian mesin yang berputar agar tidak aus atau rusak. Media yang digunakan sebagai pelumas adalah oli atau pelumas. Pelumas ini berfungsi sebagai media perapat, pendingin dan pelumasan mesin. Kinerja pelumasan ini adalah menjangkau seluruh bagian mesin yang berputar agar tidak terjadi over heating. Tanpa pelumasan maka akan terjadi pemuaian dan akhirnya mesin macet. Pelumasan ini menjadi bagian vital karena harus menjadi penengah atau media pemisah antara logam satu dengan logam lainnya. Jika tanpa pelumas, maka logam akan berhubungan dengan logam sehingga akan terjadi kerusakan fatal pada sistem kendaraan. Ilmu kepemimpinan mengajarkan tentang manajemen konflik. Pemimpin harus menjadi pengelola konflik yang baik. Konflik itu bisa bersifat baik maupun buruk. Konflik bisa memacu motivasi bekerja tetapi selain itu bisa menjadi sumber permasalahan organisasi. Konflik terbagi menjadi tiga yaitu konflik intrapersonal yang melibatkan diri sendiri, konflik interpersonal yang melibatkan satu orang dengan lainnya dan konflik interorganisasi yang melibatkan antar struktur organisasi. Pemimpin mempunyai peran vital untuk mengelola dan menyelesaikan konflik internal maupun eksternal. Konflik akan selalu terjadi sebagaimana komponen dalam kendaraan yang selalu bergesekan. Pelumas yang baik akan menjadikan gesekan bersifat lembut dan mengoptimalkan perjalanan kendaraan.

Sistem Kemudi

Sistem kemudi (steering system) befungsi untuk mengendalikan arah perjalanan kendaraan bermotor. Sistem ini merupakan komponen pengendali utama untuk menjalankan kendaraan. Kemudi akan menggerakkan arah roda menuju tempat yang dituju. Kerusakan pengemudian akan menyebabkan kesulitan untuk menggerakkan arah perjalanan. Dalam ilmu kepemimpinan, seorang pemimpin harus selalu memberikan arahan. Arahan yang bersifat umum maupun yang sifatnya khusus. Arahan ini akan menjadi landasan bagi anggotanya untuk berpijak menjalankan pekerjaan operasionalnya. Arahan ini harus jelas dan tidak kabur sehingga tidak menyebabkan multipersepsi bagi pengikutnya. Arahan pimpinan ibarat sistem kemudi yang akan menentukan arah pencapaian tujuan.

Sistem Penerangan

Sistem penerangan berfungsi untuk memberikan penerangan saat gelap maupun sebagai tanda. Sistem ini terdiri atas lampu depan, lampu belakang, lampu sein, lampu rem dan lampu jarak jauh. Setiap lampu mempunyai fungsi masing-masing. Lampu rem dan sein sebagai tanda untuk pengereman dan arah belok kendaraan. Dalam ilmu kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu memberikan pencerahan untuk pemecahan masalah. Ide-ide kreatif dan inovatif akan menjadi penerang bagi anggotanya. Anggota organisasi membutuhkan inisiasi penerangan sebelum akhirnya anggota dapat berjalan dengan sendirinya setelah mendapatkan pencerahan. Selain itu, pemimpin juga harus mempunyai prosedur dan SOP sebagai rambu-rambu anggota organisasi dalam menjalankan kinerjanya.

Sistem Aksesoris

Sistem aksesoris merupakan sistem tambahan untuk meningkatkan performance dari kendaraan bermotor. Sistem ini berfungsi untuk memberikan tambahan perangkat untuk menciptakan keamanan dalam berkendaraan. Beberapa sistem aksesories ini terdiri atas spion, klakson, speedometer, indicator bensin, dan indicator pemindah gigi. Sistem ini menghasilkan indicator-indikator sebagai tanda untuk berkomunikasi dengan pengendara. Optimalisasi fungsi ini akan menentukan kenyamanan dalam berkendaraan. Ilmu kepemimpinan mengajarkan kepekaan dalam melihat situasi. Pemimpin diberikan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pemimpin harus mempunyai kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini akan menjadikan pemimpin peka dan mampu membaca kondisi-kondisi yang ditimbulkan oleh indicator-indikator perkembangan organisasi. Alat ukur perkembangan organisasi atau key performance indicator akan dapat mudah di pahami sehingga pemimpin dapat mengambil keputusan dengan cepat.

Kepemimpinan dalam Berkendaraan Bermotor

Semua perangkat dan sistem kendaraan bermotor sangat komplit hasil dari pabrikan. Motor baru mempunyai kelangkapan sistem bahan bakar, sistem pembakaran, sistem pemindah tenaga, sistem pelumasan, sistem pengereman, sistem penerangan dan sistem aksesories. Kelengkapan sistem tersebut merupakan satu-satuan gabungan dari beberapa sistem yang membentuk makro sistem. Makro sistem itu secara terpadu dan terintegrasi membangun kehidupan dalam diri motor untuk bisa berjalan sesuai dengan pengendara. Motor sudah diciptakan sesuai dengan spesifikasi dan standarnya. Untuk menciptakan keharomonisan kehidupan dengan manusia ditentukan oleh keduanya. Motor yang sudah standar jika dikendarai oleh orang yang benar akan menghasilkan kebermanfaatan, tetapi jika sebaliknya motor digunakan oleh orang jahat akan menhasilkan malapetaka. Dari fenomena ini, kita akan mencermati bahwa didalam berkendaraan sepeda motor dapat ditentukan derajat nilai kepemimpinan didalamnya.

CARA BERKENDARAAN MENENTUKAN JIWA KEPEMIMPINAN PENGENDARA.

Berkendaraan merupakan aktivitas sadar akal pikirannya dalam melakukan sesuatu. Aktivitas otak manusia tersebut mewujuda dalam setiap tindakan nyata manusia. Instalasai atau sistem nilai yang ada dalam kehidupan manusia dapat dilihat dari perilakunya. Sama halnya, ilmu kepemimpinan dalam diri manusia dapat dilihat dari aktivitas manusia memimpin organisasi dan satuan kehidupannya. Termasuk dalam hal berkendaraaan, jiwa kepemimpinan muncul didalamnya. Orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan rendah, dalam arti bukan pemimpin (baca pengikut: follower) selalu berkendaraan semaunya sendiri. Kecenderungan dalam berkendaraan egois dan selalu ingin menang sendiri. Dia jarang menggunakan perangkat motornya seperti kaca spion maupun lampu sein dalam berkendaraan. Dia cenderung ceroboh dan membuat pengendara lainnya gusar terhadap cara mengendarainya. Selain itu, jika berkendara dalam jumlah rombongan atau pawai selalu menyendiri dan melaju dengan kencang. Dia tidak menggunakan spion untuk melihat pengendara lain kelompoknya sampai dimana kendaraanya. Begitu sebaliknya, dia terlalu lambat dalam berkendaraan sementara yang lainnya melaju dengan cepat. Beberapa fakta mengungkapkan hal demikian, dalam sebuah pawai ada peserta yang hilang ditengah perjalanan. Sementara lain sudah sampai tujuan tetapi pengendara itu masih di tempat yang lain. Dari fenomen tersebut dapat dilihat cara berkendaraan berhubungan dengan jiwa kepemimpinannya.
Pemimpin yang sejati dalam menggunakan kendaraan selalu berhati-hati. Semua perangkat motor terpasang dengan sempurna sesuai dengan standarnya. Selalu memakai helm standar karena pemahamannya bukan takut dengan polisi. Otak merupakan serangkaian memori ilmu kepemimpinan yang menentukan segala kehidupannya di depan sehingga harus dijaga. Dalam berkendara di jalan raya selalu mengikuti batas-batas rambu, tidak pernah ngebut tetapi juga tidak pernah telalu pelan di jalan raya. Tidak pernah melanggar lampu merah walaupun terburu-buru. Selalu membayar pajar setiap tahunnya. Selalu melakukan tune up pada kendaraanya setelah melampui masa kilo meter lintasannya. Orang yang menggunakan kendaraan dengan benar dan sesuai dengan aturan main akan selamat dijalan dan sampai tujuan tertentu. Dia tidak pernah risau karena sudah melakukan sesuatu dengan benar. Itulah cirri pemimpin yang baik, selalu taat pada standar operasional dan patuh dengan sarana yang diberikannya. Pemimpin selalu berkomunikasi dengan alat dan sarananya untuk mencapai suatu tujuan. Seperti seorang pengendara yang baik, akan selalu melihat speedometernya ketika dijalan raya serta memposisikan dengan standar kecepatan dalam perjalanan tersebut. Pengendara yang beik selalu berkomunikasi dengan sistem aksesoriesnya untuk menciptakan kenyamanan dalam berkendaraanya, begitu juga pemimpin yang baik selalu melihat indicator-indikator kinerja untuk mengevaluasi pekerjaannya.

Safety Riding = Sefaty Leading

Pengendara yang menggenapi prasyarat berkendaraan yang baik akan selamat sampai tujuan. Syarat-syarat kendaraan maupun syarat pribadi manusia pengendara mentukan keselamatan perjalanan. Prinisp ini menjadi tolak ukur untuk menetukan kelayakan perjalanan. Kondisi prima kendaraan bermotor dan kondisi fit tubuh manusia akan menhasilkan kinerja perjalanan yang optimal. Sama peris dengan ilmu perjalanan organisasi. Jika pemimpin mempunyai ilmu kepemimpinan berbasis sistem ilmiah dan alamiah tersebut, serta mampu mengkondisikan perangkat organisasinya maka dijamin semua perilaku kehidupan organisasi akan tumbuh dan berkembang. Keselamatan berkendaraan dalam mencapai tujuan tempat tertentu dan kesempurnaan meraih tujuan yang ditetapkan organisasi adalah suatu cita-cita yang sama dalam konteks yang berbeda. Kendaraan dan pengendara adalah sesuatu yang HIDUP, begitu juga pemimpin dan organisasi adalah suatu KEHIDUPAN. Semua mempesyaratkan standarisasi dan konsistensi untuk mencapai pertumbuhannya. Semua membutuhkan sumber energi untuk kehidupannya. Satu sumber yang sama dalam bentuk yang berbeda, kendaraan mebutuhkan bensin sementara kepemimpinan membutuhkan ilmu. Energi dua dimensi tersebut merupakan suatu yang sama, sesuatu perwujudan dari ilmu abstrak atau ruh yang dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sesuatu yang tidak terlihat, tetapi ada. Itulah kuasa dari Sang Hyang Widi Wase.

SEGALA PUJI BAGI TUHAN YANG MAHA ESA


By: Aswad Kalawisesa

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer