ATAS NAMA TUHAN YANG MAHA ESA
Teknologi Motor = Sistem Kehidupan
Motor itu hidup dan menghasilkan kehidupan. Motor bergerak
dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memfasilitasi manusia mencapai suatu
tujuan tertentu. Motor berserah diri kepada pengendara motor untuk menjalankan
dirinya. Ada sebuah interaksi dan komunikasi antara manusia dengan mesin sepeda
motor. Interaksi yang menciptakan kejadian sebab-akibat pada sistem kendaraan
bermotor. Interaksi melalui sistem komunikasi verbal ilmu dari Tuhan Yang Maha
Esa. Manusia berkomunikasi dengan panca inderanya untuk mengetahui dan
menjalankan sepeda motornya. Begitu juga motor, mempunyai sistem indera sebagai
indicator untuk member informasi tentang kebutuhannya kepada si pengendara
motor. Sebuah sistem kehidupan yang menarik dan kasat mata, bisa dilihat oleh orang
yang mempunyai indera ke enam sebagai pengakuan atas kuasa Sang Pencipta di
alam semesta. Sebuah nilai kehidupan dunia teknologi mesin yang dapat
ditransmisikan dalam sistem kehidupan manusia untuk mengelola alam raya
eksternal. Suatu penciptaan sistem kosmik terintegrasi motor yang mempunyai
pelajaran bagi sistem hidup manusia. Berikut ini dipaparkan beberapa sistem
penyusun kehidupan sepeda motor yang mempunyai relasi dengan sistem hidup dan
kehidupan kita.
Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar (fuel system)merupakan sistem utama dalam
kendaraan bermotor. Sistem ini tersusun atas komponen seperti tangki bahan
bakar, filter bensin, selang bensin, dan karburator. Karburator merupakan
komponen paling vital karena mengatur isapan dan tekanan bensin dari tangki
menuju ruang bakar. Sistem bahan bakar ini memfasilitasi proses pengiriman
bensin dari tanki sampai menuju ruang bakar mesin untuk pembakaran. Besar dan
kecilnya bahan bakar yang dikirim tergantung kinerja karburator yang ditentukan
oleh pedal gas sepeda motor. Sistem ini mempunyai prinsip yang sama tentang
ilmu kepemimpinan berupa penyebaran informasi. Informasi yang berasal dari
sumber informasi akan didistribusikan kepada pengguna informasi. Saluran
informasi ini menentukan sampai tidaknya informasi untuk diberikan kepada yang
berhak menarima. Pemimpin mempunyai peran sebagai penerima informasi, pengolah
informasi, dan penyampai informasi kepada seluruh anggota atau pimpinan
dibawahnya. Kecakapan ini harus dipunyai oleh semua pemimpin, tanpa kecakapan
ini akan tersumbat dan tidak lancar. Seperti halnya dalam sepede motor, jika
selang atau karburator kotor maka akan mengurangi suplai bahan bakar sehingga
mesin tersendat.
Sistem Pembakaran
Sistem pembakaran (ignition system) mempunyai fungsi untuk
menghasilkan energi. Energi ini dihasilkan melalui sebuah proses perubahan
energi kimia menjadi panas. Sistem pembakaran merubah energi molekul bahan
bakar cair bensin menjadi energi kalori panas mesin. Pembakaran ini terjadi
didalam ruang bakar pada saat langkah piston kompresi. Pembakaran ini terjadi
karena adanya penguapan bahan bakar dan letikan bunga api busi serta panas
ruang bakar karena dimampatkan oleh piston. Proses pembakaran ini mengharuskan
adanya timing pembakaran yang tepat. Timing pembakaran ditandai dengan letikan
bunga api busi akan menentukan ledakan yang optimal dalam ruang bakar sehingga
energi kima berubah menjadi energi panas dan berubah menjadi energi gerak.
Energi gerak ini akan digunakan untuk memutarkan sistem penggerak tenaga. Proses
ini sama dengan ilmu kepemimpinan tentang motivasi. Pemimpin harus bisa
memberikan motivasi kepada bahawannya untuk bergerak menjalankan tugasnya.
Pemimpin harus mempunyai kecerdasan mengatur timing pemberian motivasi untuk
membakar semangat para anggotanya. Semangat inilah yang akan menjadikan manusia
bergerak untuk menjalankan pekerjaannya. Pemimpin seorang motivator penggerak
roda organisasi, merubah energi suara menjadi energi gerak perangkat
organisasinya.
Sistem Pemindah Tenaga
Sistem pemindah tenaga (power train system) merupakan sistem
untuk mentransmisikan perubahan gerakan memutar poros engkol menjadi gerakan
putaran pada transmisi dan ke roda-roda. Sistem pemindah tenaga ini berfungsi
untuk mengatur, merubah, dan mengendalikan putaran-putaran mekanikal pada
kendaraan bermotor. Energi putaran mesin dalam poros engkol dan fly whell
diteruskan ke komponen transmisi. Dalam transmisi putaran di atur untuk
kecepatan tinggi atau kecepatan rendah sesuai dengan perpindahan gigi transmisi.
Dari gigi transmisi akan diteruskan ke rantai kendaraan untuk menggerakkan roda
kendaraan. Proses ini terjadi untuk pengaturan energi guna mendapatkan fungsi
kecepatan maupun kekuatan torsi. Dalam ilmu kepemimpinan, sistem ini mempunyai
makna bahwa pemimpin bertugas untuk membagi sumber daya (organizing) untuk
mencapai tujuan. Pemimpin harus mempunyai prinsip the right man on the right
place on the right time. Kunci keberhasilan organisasi ditentukan pemimpin
dalam mengelola dan memanajemen sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Pemimpin harus memahami klasifikasi jabatan dan spesifikasi jabatan
untuk melakukan analisa jabatan dalam menentukan sumber daya manusia menempati
suatu jabatan. Proses ini membutuhkan kecerdasan dalam membuat keputusan.
Sistem Pengereman
Sistem pengereman (brake system) menjadi kunci dalam
komponen kendaraan bermotor. Motor tanpa adanya pengereman akan menjadikan
malapetaka bagi pengendaranya. Fungsi sistem pengereman adalah menguragi laju
kendaraan dan menghentikan kendaraan. Sistem ini dikendalikan melalui tangan
maupun kaki dalam menggerakkan pedal rem. Sistem ini melakukan tugasnya dengan
mengubah gaya gerak menjadi gaya gesek dalam roda. Gaya gesek ini mengakibatkan
laju kendaraan berhenti karena suatu tujuan. Sama halnya dengan kepemimpinan,
seorang pemimpin harus bisa mengendalikan laju perjalanan organisasi karena
adanya tantangan yang besar didepan. Pengendalian ini dilakukan dengan
kemampuan melakukan analisa SWOT terhadap kelebihan dan kekuarangan. Jika dalam
perjalanan ini kekurangan dan tantangan lebih besar dari kelebihan dan peluang,
makan organisasi harus dikendalikan untuk konsolidasi internal sambil menunggu
jalan yang optimal kembali. Pemimpin harus paham kapan saatnya melaju dan
melambatkan diri dalam perjalanan kehidupan organisasinya.
Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan adalah sistem yang berfungsi untuk melumasi
seluruh bagian mesin yang berputar agar tidak aus atau rusak. Media yang
digunakan sebagai pelumas adalah oli atau pelumas. Pelumas ini berfungsi
sebagai media perapat, pendingin dan pelumasan mesin. Kinerja pelumasan ini
adalah menjangkau seluruh bagian mesin yang berputar agar tidak terjadi over
heating. Tanpa pelumasan maka akan terjadi pemuaian dan akhirnya mesin macet.
Pelumasan ini menjadi bagian vital karena harus menjadi penengah atau media
pemisah antara logam satu dengan logam lainnya. Jika tanpa pelumas, maka logam
akan berhubungan dengan logam sehingga akan terjadi kerusakan fatal pada sistem
kendaraan. Ilmu kepemimpinan mengajarkan tentang manajemen konflik. Pemimpin
harus menjadi pengelola konflik yang baik. Konflik itu bisa bersifat baik
maupun buruk. Konflik bisa memacu motivasi bekerja tetapi selain itu bisa
menjadi sumber permasalahan organisasi. Konflik terbagi menjadi tiga yaitu
konflik intrapersonal yang melibatkan diri sendiri, konflik interpersonal yang
melibatkan satu orang dengan lainnya dan konflik interorganisasi yang
melibatkan antar struktur organisasi. Pemimpin mempunyai peran vital untuk
mengelola dan menyelesaikan konflik internal maupun eksternal. Konflik akan
selalu terjadi sebagaimana komponen dalam kendaraan yang selalu bergesekan.
Pelumas yang baik akan menjadikan gesekan bersifat lembut dan mengoptimalkan
perjalanan kendaraan.
Sistem Kemudi
Sistem kemudi (steering system) befungsi untuk mengendalikan
arah perjalanan kendaraan bermotor. Sistem ini merupakan komponen pengendali
utama untuk menjalankan kendaraan. Kemudi akan menggerakkan arah roda menuju
tempat yang dituju. Kerusakan pengemudian akan menyebabkan kesulitan untuk
menggerakkan arah perjalanan. Dalam ilmu kepemimpinan, seorang pemimpin harus
selalu memberikan arahan. Arahan yang bersifat umum maupun yang sifatnya
khusus. Arahan ini akan menjadi landasan bagi anggotanya untuk berpijak
menjalankan pekerjaan operasionalnya. Arahan ini harus jelas dan tidak kabur
sehingga tidak menyebabkan multipersepsi bagi pengikutnya. Arahan pimpinan
ibarat sistem kemudi yang akan menentukan arah pencapaian tujuan.
Sistem Penerangan
Sistem penerangan berfungsi untuk memberikan penerangan saat
gelap maupun sebagai tanda. Sistem ini terdiri atas lampu depan, lampu
belakang, lampu sein, lampu rem dan lampu jarak jauh. Setiap lampu mempunyai
fungsi masing-masing. Lampu rem dan sein sebagai tanda untuk pengereman dan arah
belok kendaraan. Dalam ilmu kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu
memberikan pencerahan untuk pemecahan masalah. Ide-ide kreatif dan inovatif
akan menjadi penerang bagi anggotanya. Anggota organisasi membutuhkan inisiasi
penerangan sebelum akhirnya anggota dapat berjalan dengan sendirinya setelah
mendapatkan pencerahan. Selain itu, pemimpin juga harus mempunyai prosedur dan
SOP sebagai rambu-rambu anggota organisasi dalam menjalankan kinerjanya.
Sistem Aksesoris
Sistem aksesoris merupakan sistem tambahan untuk
meningkatkan performance dari kendaraan bermotor. Sistem ini berfungsi untuk
memberikan tambahan perangkat untuk menciptakan keamanan dalam berkendaraan.
Beberapa sistem aksesories ini terdiri atas spion, klakson, speedometer,
indicator bensin, dan indicator pemindah gigi. Sistem ini menghasilkan
indicator-indikator sebagai tanda untuk berkomunikasi dengan pengendara.
Optimalisasi fungsi ini akan menentukan kenyamanan dalam berkendaraan. Ilmu
kepemimpinan mengajarkan kepekaan dalam melihat situasi. Pemimpin diberikan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pemimpin harus mempunyai
kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan ini akan
menjadikan pemimpin peka dan mampu membaca kondisi-kondisi yang ditimbulkan oleh
indicator-indikator perkembangan organisasi. Alat ukur perkembangan organisasi
atau key performance indicator akan dapat mudah di pahami sehingga pemimpin
dapat mengambil keputusan dengan cepat.
Kepemimpinan dalam Berkendaraan Bermotor
Semua perangkat dan sistem kendaraan bermotor sangat komplit
hasil dari pabrikan. Motor baru mempunyai kelangkapan sistem bahan bakar,
sistem pembakaran, sistem pemindah tenaga, sistem pelumasan, sistem pengereman,
sistem penerangan dan sistem aksesories. Kelengkapan sistem tersebut merupakan
satu-satuan gabungan dari beberapa sistem yang membentuk makro sistem. Makro
sistem itu secara terpadu dan terintegrasi membangun kehidupan dalam diri motor
untuk bisa berjalan sesuai dengan pengendara. Motor sudah diciptakan sesuai dengan
spesifikasi dan standarnya. Untuk menciptakan keharomonisan kehidupan dengan
manusia ditentukan oleh keduanya. Motor yang sudah standar jika dikendarai oleh
orang yang benar akan menghasilkan kebermanfaatan, tetapi jika sebaliknya motor
digunakan oleh orang jahat akan menhasilkan malapetaka. Dari fenomena ini, kita
akan mencermati bahwa didalam berkendaraan sepeda motor dapat ditentukan
derajat nilai kepemimpinan didalamnya.
CARA BERKENDARAAN MENENTUKAN JIWA KEPEMIMPINAN PENGENDARA.
Berkendaraan merupakan aktivitas sadar akal pikirannya dalam
melakukan sesuatu. Aktivitas otak manusia tersebut mewujuda dalam setiap
tindakan nyata manusia. Instalasai atau sistem nilai yang ada dalam kehidupan
manusia dapat dilihat dari perilakunya. Sama halnya, ilmu kepemimpinan dalam
diri manusia dapat dilihat dari aktivitas manusia memimpin organisasi dan
satuan kehidupannya. Termasuk dalam hal berkendaraaan, jiwa kepemimpinan muncul
didalamnya. Orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan rendah, dalam arti bukan
pemimpin (baca pengikut: follower) selalu berkendaraan semaunya sendiri.
Kecenderungan dalam berkendaraan egois dan selalu ingin menang sendiri. Dia
jarang menggunakan perangkat motornya seperti kaca spion maupun lampu sein
dalam berkendaraan. Dia cenderung ceroboh dan membuat pengendara lainnya gusar
terhadap cara mengendarainya. Selain itu, jika berkendara dalam jumlah
rombongan atau pawai selalu menyendiri dan melaju dengan kencang. Dia tidak
menggunakan spion untuk melihat pengendara lain kelompoknya sampai dimana
kendaraanya. Begitu sebaliknya, dia terlalu lambat dalam berkendaraan sementara
yang lainnya melaju dengan cepat. Beberapa fakta mengungkapkan hal demikian,
dalam sebuah pawai ada peserta yang hilang ditengah perjalanan. Sementara lain
sudah sampai tujuan tetapi pengendara itu masih di tempat yang lain. Dari
fenomen tersebut dapat dilihat cara berkendaraan berhubungan dengan jiwa
kepemimpinannya.
Pemimpin yang sejati dalam menggunakan kendaraan selalu
berhati-hati. Semua perangkat motor terpasang dengan sempurna sesuai dengan
standarnya. Selalu memakai helm standar karena pemahamannya bukan takut dengan
polisi. Otak merupakan serangkaian memori ilmu kepemimpinan yang menentukan
segala kehidupannya di depan sehingga harus dijaga. Dalam berkendara di jalan
raya selalu mengikuti batas-batas rambu, tidak pernah ngebut tetapi juga tidak
pernah telalu pelan di jalan raya. Tidak pernah melanggar lampu merah walaupun
terburu-buru. Selalu membayar pajar setiap tahunnya. Selalu melakukan tune up
pada kendaraanya setelah melampui masa kilo meter lintasannya. Orang yang
menggunakan kendaraan dengan benar dan sesuai dengan aturan main akan selamat
dijalan dan sampai tujuan tertentu. Dia tidak pernah risau karena sudah
melakukan sesuatu dengan benar. Itulah cirri pemimpin yang baik, selalu taat
pada standar operasional dan patuh dengan sarana yang diberikannya. Pemimpin
selalu berkomunikasi dengan alat dan sarananya untuk mencapai suatu tujuan.
Seperti seorang pengendara yang baik, akan selalu melihat speedometernya ketika
dijalan raya serta memposisikan dengan standar kecepatan dalam perjalanan
tersebut. Pengendara yang beik selalu berkomunikasi dengan sistem aksesoriesnya
untuk menciptakan kenyamanan dalam berkendaraanya, begitu juga pemimpin yang
baik selalu melihat indicator-indikator kinerja untuk mengevaluasi
pekerjaannya.
Safety Riding = Sefaty Leading
Pengendara yang menggenapi prasyarat berkendaraan yang baik
akan selamat sampai tujuan. Syarat-syarat kendaraan maupun syarat pribadi
manusia pengendara mentukan keselamatan perjalanan. Prinisp ini menjadi tolak
ukur untuk menetukan kelayakan perjalanan. Kondisi prima kendaraan bermotor dan
kondisi fit tubuh manusia akan menhasilkan kinerja perjalanan yang optimal.
Sama peris dengan ilmu perjalanan organisasi. Jika pemimpin mempunyai ilmu
kepemimpinan berbasis sistem ilmiah dan alamiah tersebut, serta mampu
mengkondisikan perangkat organisasinya maka dijamin semua perilaku kehidupan
organisasi akan tumbuh dan berkembang. Keselamatan berkendaraan dalam mencapai
tujuan tempat tertentu dan kesempurnaan meraih tujuan yang ditetapkan
organisasi adalah suatu cita-cita yang sama dalam konteks yang berbeda.
Kendaraan dan pengendara adalah sesuatu yang HIDUP, begitu juga pemimpin dan
organisasi adalah suatu KEHIDUPAN. Semua mempesyaratkan standarisasi dan
konsistensi untuk mencapai pertumbuhannya. Semua membutuhkan sumber energi
untuk kehidupannya. Satu sumber yang sama dalam bentuk yang berbeda, kendaraan
mebutuhkan bensin sementara kepemimpinan membutuhkan ilmu. Energi dua dimensi
tersebut merupakan suatu yang sama, sesuatu perwujudan dari ilmu abstrak atau
ruh yang dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sesuatu yang tidak terlihat,
tetapi ada. Itulah kuasa dari Sang Hyang Widi Wase.
SEGALA PUJI BAGI TUHAN YANG MAHA ESA
By: Aswad Kalawisesa
0 komentar:
Posting Komentar