Breaking News
Loading...
Senin, 16 September 2013

PANCASILA DALAM PATUNG SARASWATI TAMPAKSIRING BALI


ATAS NAMA TUHAN YANG MAHA ESA

Bali adalah pulau Dewata, tempat tinggal bagi para pujangga-pujangga Nusantara penuh dengan karya seni budaya. Penulis mempunyai sebuah kisah klasik yang luar biasa ketika dipertunjukkan oleh budaya dan kearifan universal dari pulau yang diapit oleh Jawa dan Nusa Tenggara tersebut. Kejadian bersejarah itu terjadi pada hari senin, 21 Januari 2013. Kegiatan itu sebagai rangkaian dari kegiatan bersama anak-anak bangsa untuk merumuskan pemikiran dan konsep strategis dalam rangka menyelesaikan permasalahan konkrit local, nasional, regional maupun global. Setelah tiga hari bergulat dengan pemikiran numeric dan analisis kuantitatif melibatkan otak kiri, selanjutnya ada agenda untuk refresh dan mengaktifkan otak kanan dari para peserta. Pagi yang sangat cerah itu mengantarkan penulis beserta rombongan terbaik dari rekan-rekan penjuru Nusantara untuk mengenal lebih dekat Istana Kepresidenan Tampaksiring Bali. Suasana harmonis dan kesejukan udara Kabupaten Gianyar tersebut memberikan inspirasi dan rekaman memori tentang sejarah peradaban raja-raja Gianyar pada masa itu. Penulis dan 15 orang rombongan dipandu seorang juru bicara Sekretariat Istana Negara berjalan mengelilingi bangunan puluhan hektar tersebut. Penulis mengitari seluruh bangunan bersejarah dimulai dari wisma Negara, Wisma Cakrabuana, Pendopo Kepresidenan, Jembatan Tampaksiring, serta pemandangan lainnya. Penulis benar-benar merasakan aura magis dan kesakralan dari tempat bersejarah tersebut.
Satu hal yang paling menarik dan memberikan kesan mendalam bagi penulis dalam eksplorasi sejarah itu adalah diperlihatkannya sebuah patung besar nan indah di depan pintu gerbang masuk lokasi istana. Patung itu dinamai patung Saraswati. Sebuah patung yang memiliki nilai emik dalam balutan kode etik karya pahat luar biasa hebatnya. Sebuah ajaran leluhur yang sengaja dipersembahkan para pendahulu bagi anak bangsa agar mampu mengambil nilai-nilai pelajaran universal dalam menjalani kehidupan. Patung Saraswati merupakan patung dengan tubuh seorang wanita mempunyai empat tangan dengan membawa suatu barang bernilai filosofis di masing-masing tangannya. Tangan kanan atas membawa buku, tangan kanan bawah memegang teratai, tangan kiri atas memegang gitar atau kecapi, sementara tangan kiri bawah memegang rantai. Patung berwarna putih tersebut juga menggunakan kendaraan angsa sebagai alat untuk dikendarainya. Berada diatas bunga dan disekitarnya ada kolam berisi air dan tanaman-tanaman indah.
Patung Saraswati itu tentunya mempunyai fungsi pelajaran bagi orang yang mengamatinya. Sang pembuat patung pastinya mempunyai misi dalam upaya transformasi dan transmisi ilmu pengetahuan kepada generasi lintas zaman. Ada beberapa makna filosofis ajaran dari patung tersebut sangat relevan dengan nilai-nilai luhur bangsa yang terkristalisasi dalam Pancasila. Patung Saraswati adalah lambang ilmu pengetahuan. Disiplin ilmu pengetahuan ini sangat sinkron dengan nilai-nilai dalam sila ke-empat Pancasila yaitu prinsip hikmat dan kebijaksanaan. Ilmu dilahirkan dari sebuah aktivitas filsafat dan filsafat melahirkan suatu bentuk hikmat dan kebijaksanaan.
Ilmu pengetahuan tentang kebijaksanaan hidup tergambar dalam patung Saraswati yang tingginya hampir lima meter tersebut. Makna patung yang diilustrasikan oleh seorang perempuan mempunyai empat tangan dengan memegang benda berharga pada tangannya masing-masing. Makna patung Saraswati degan tangan kanan memegang teratai adalah lambang kebijaksanaan. Setiap manusia harus terus menempa diri menjadi manusia-manusia bijaksana. Tangan memegang buku bermakna bahwa sumber utama ilmu pengetahuan adalah buku atau catatan-catanan ilmu. Buku atau kitab suci adalah sarana untuk mengetahui dunia beserta isinya. Sumber primer ilmu pengetahuan adalah buku. Tangan kiri memegang gitar dimaksudkan bahwa dalam menjalani hidup hendaknya mengedepankan seni. Lantunan gitar yang berbeda setiap dawainya memberikan keindahan suara lagu. Perbedaan senar gitar menjadi variasi yang terintegralistik untuk menciptakan keindahan. Seni merupakan bangian dari upaya untuk mencapai ilmu pengetahuan. Tangan kiri Saraswati memegang rantai menyatakan bahwa dalam belajar untuk mencari ilmu pengetahuan agar menjadi orang yang mempunyai hikmat dan kebijaksanaan harus dilakukan secara terus menerus tanpa terputus. Ibarat sebuah rantai besi yang selalu mengikat dan berantai untuk mendapatkan sebuah ilmu pengetahuan yang terstruktur dan tersistematis sepanjang hanyat dalam kehidupannya.

Sementara untuk patung Saraswati yang mengendarai Angsa memberikan makna bahwa dalam mencari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan hidup harus menggunakan sarana yang bersih dan suci. Angsa merupakan hewan amphibi berbulu putih, bisa hidup di darat maupun di air. Salah satu keunggulan dari angsa adalah tatkala dia memakan sesuatu didalam air, anggota tubuhnya yaitu paruh mulutnya dapat menseleksi makan yang baik dan buruk tanpa harus melihat di dasar air. Hewan ini diberikan fasilitas alat filter dalam dirinya untuk memilih makanan yang sehat bergizi dengan makanan yang merusak melalui alat inderanya. Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa untuk mencari ilmu harus selektif dan tidak bebas nilai. Ilmu pengetahuan harus difilter dan digunakan untuk fungsi kebermanfaatan kepada seluruh umat manusia.
Itulah makna emik dibalik fisik patung Saraswati. Segala bentuk penciptaan baik benda fisik maupun abstrak di dunia ini mempunyai nilai dan ditujukan kepada generasi berikutnya. Kemampuan memaknai atau menginterpretasikan produk-produk sejarah unggul tersebut akan menjadikan manusia-manusia Nusantara mempunyai ruh atau spiritualitas tinggi seperti halnya leluhur sang pembuat patung. Semua perwujudan alam fisik dan alam nilai termasuk patung Saraswati ini merupakan manifestasi dari nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kebijaksanan dan keadilan. Akhir dari perjalanan di istana kepresidenan tersebut, penulis masih mempunyai banyak hal lagi yang perlu dimaknai perihal peninggalan-peninggalan peradaban di Tampaksiring. Penulis sangat terkagum ketika memasuki dan keluar dari istana melalui pintu utama yang sangat megah berukiran kayu besar sarat nilai filosofis dalam pembuataannya. Setidaknya, satu patung Saraswati yang paling menarik dan mempunyai citra jiwa seni tinggi telah memberikan ingatan bahwa kehidupan sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Manusia yang berilmu selalu menggunakan “keempat tangannya menggengam buku, teratai, gitar, dan rantai” untuk selalu mengembangkan diri dan terus menerus mencari ilmu pengetahuan dalam rangka menjadi rahmat bagi semesta alam. Harimau mati meninggalkan belang, gajah Mati meninggalkan gading dan manusia mati meninggalkan karya ilmu pengetahuan.

SEGALA PUJI BAGI TUHAN YANG MAHA ESA


By: Aswad Kalawisesa

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer